Mobilyaelemani – Copa del Rey selalu dikenal sebagai kompetisi yang penuh dengan kejutan dan drama “pembunuhan raksasa”. Hal ini kembali terbukti saat raksasa Spanyol, Atletico Madrid menang susah payah atas Atletico Baleares di 32 besar Copa del Rey. Pertandingan yang berlangsung di Estadio Balear tersebut menjadi saksi betapa tipisnya jarak antara tim kasta tertinggi dengan tim dari divisi bawah ketika semangat juang dan atmosfer stadion yang intimidatif bersatu.

Diego Simeone, yang dikenal dengan filosofi pertahanan grendel dan mentalitas petarung, tampak sangat tegang di pinggir lapangan. Meskipun secara materi pemain Atletico Madrid unggul jauh, kenyataan di lapangan berbicara lain. Tim tuan rumah, Atletico Baleares, memberikan perlawanan yang akan diingat oleh pendukung mereka selama bertahun-tahun ke depan.

Atmosfer Estadio Balear yang Mengintimidasi

Atmosfer Estadio Balear yang Mengintimidasi
Atmosfer Estadio Balear yang Mengintimidasi

Sejak peluit pertama dibunyikan, atmosfer di kandang Atletico Baleares sudah terasa sangat panas. Ribuan pendukung tuan rumah menciptakan kebisingan yang luar biasa, membuat koordinasi antar pemain Atletico Madrid terganggu. Dalam kompetisi seperti Copa del Rey, faktor mental seringkali lebih dominan daripada kualitas teknik.

Atletico Madrid turun dengan kombinasi pemain inti dan pelapis. Namun, pemain-pemain bintang seperti Antoine Griezmann dan Koke tampak kesulitan beradaptasi dengan kondisi lapangan yang tidak sehalus di Civitas Metropolitano. Tekanan konstan dari suporter dan permainan fisik yang diperagakan Baleares membuat Los Rojiblancos gagal mengembangkan permainan di 30 menit pertama.

Strategi Parkir Bus dan Serangan Balik Atletico Baleares

Keberhasilan Atletico Baleares memaksa Atletico Madrid menang susah payah atas Atletico Baleares di 32 besar Copa del Rey tak lepas dari taktik brilian pelatih mereka. Menyadari perbedaan kualitas individu, Baleares menerapkan pertahanan rendah yang sangat rapat.

Mereka menumpuk lima pemain di lini belakang dan empat pemain di tengah, menyisakan hanya satu penyerang di depan untuk mengejar bola-bola panjang. Strategi ini sangat efektif meredam agresivitas Angel Correa dan lini depan Madrid lainnya. Setiap kali pemain Atletico Madrid masuk ke area penalti, setidaknya ada tiga pemain tuan rumah yang siap menutup ruang tembak. Hal ini memaksa tim asuhan Simeone melakukan banyak tendangan spekulasi dari luar kotak penalti yang tidak akurat.

Kebuntuan di Paruh Pertama Pertandingan

Sepanjang babak pertama, statistik penguasaan bola memang didominasi oleh Atletico Madrid hingga mencapai 70%. Namun, dominasi tersebut terasa hambar karena minimnya peluang emas. Jan Oblak, kiper utama Atletico, bahkan harus melakukan dua penyelamatan krusial dari skema serangan balik cepat Baleares yang hampir saja membuat seisi stadion bergemuruh.

Kekecewaan terlihat jelas di wajah Diego Simeone saat turun minum. Ia menyadari bahwa jika tidak ada perubahan drastis, timnya bisa menjadi korban besar berikutnya di kompetisi ini. Kelelahan fisik mulai terlihat pada beberapa pemain Atletico Madrid yang baru saja menjalani jadwal padat di La Liga, sementara pemain Baleares tampak bermain dengan energi dua kali lipat.

Masuknya Pemain Kunci dan Perubahan Taktik Simeone

Masuknya Pemain Kunci dan Perubahan Taktik Simeone
Masuknya Pemain Kunci dan Perubahan Taktik Simeone

Memasuki babak kedua, Simeone melakukan perjudian dengan memasukkan tiga pemain inti sekaligus. Langkah ini diambil karena rasa frustrasi melihat lini depan yang buntu. Masuknya tenaga baru membawa sedikit perubahan ritme, namun tembok pertahanan Atletico Baleares tetap kokoh.

Permainan berubah menjadi sangat keras. Banyak pelanggaran terjadi di lini tengah yang mengakibatkan wasit harus mengeluarkan beberapa kartu kuning. Ketegangan meningkat saat sebuah klaim penalti dari Atletico Madrid ditolak oleh wasit, memicu protes keras dari bangku cadangan. Di titik inilah mentalitas juara Atletico Madrid benar-benar diuji. Mereka tidak lagi hanya bermain bola, tetapi bertarung secara fisik untuk memenangkan setiap duel.

Gol Penentu di Menit-Menit Akhir

Momen yang paling ditunggu-tunggu akhirnya tiba di penghujung laga. Saat banyak orang mengira pertandingan akan berlanjut ke babak tambahan waktu (extra time), sebuah kemelut di depan gawang Baleares berujung gol. Melalui skema tendangan sudut yang matang, bola liar berhasil disambar oleh salah satu penyerang Atletico Madrid.

Gol tersebut disambut dengan perayaan yang luar biasa emosional, seolah-olah mereka baru saja memenangkan final Liga Champions. Gol tunggal ini menjadi pembeda tipis yang membuat Atletico Madrid menang susah payah atas Atletico Baleares di 32 besar Copa del Rey. Meskipun kalah, para pemain Atletico Baleares mendapatkan standing ovation dari suporter mereka atas perjuangan tanpa lelah selama 90 menit penuh.

Evaluasi Pasca-Pertandingan, Mengapa Atletico Kesulitan?

Evaluasi Pasca-Pertandingan, Mengapa Atletico Kesulitan
Evaluasi Pasca-Pertandingan, Mengapa Atletico Kesulitan

Setelah laga berakhir, muncul banyak pertanyaan mengenai performa Atletico Madrid. Mengapa tim sebesar mereka kesulitan melawan tim divisi bawah?

  • Kelelahan Fisik: Jadwal kompetisi Eropa dan liga domestik yang padat membuat kebugaran pemain tidak berada di level maksimal.

  • Kurangnya Kreativitas: Tanpa ruang tembak yang luas, kreativitas lini tengah Atletico tampak mati kutu melawan blok pertahanan rendah.

  • Motivasi Lawan: Tim kecil selalu memiliki motivasi ekstra saat menghadapi tim raksasa, yang seringkali menutupi kekurangan teknik mereka.

Diego Simeone dalam konferensi pers mengakui bahwa pertandingan ini adalah salah satu yang paling sulit di musim ini. Ia memuji organisasi pertahanan lawan dan menyebut bahwa di Copa del Rey, tidak ada kemenangan yang bisa didapat dengan mudah.

Dampak Kemenangan Ini Bagi Langkah Atletico Selanjutnya

Kemenangan susah payah ini memberikan pelajaran berharga bagi Atletico Madrid. Mereka lolos ke babak 16 besar, namun dengan catatan besar bahwa performa seperti ini tidak boleh terulang jika mereka ingin melaju hingga ke final.

Kemenangan ini juga menjaga peluang mereka untuk meraih trofi musim ini, mengingat persaingan di La Liga yang sangat ketat. Bagi para pemain pelapis, laga ini menjadi pengingat bahwa mereka harus memberikan lebih banyak kontribusi jika ingin mendapatkan posisi di skuad utama. Mentalitas “menang dengan menderita” yang menjadi ciri khas Cholismo kembali terlihat, meskipun kali ini hampir saja berujung bencana.

Kesimpulan

Kisah bagaimana Atletico Madrid menang susah payah atas Atletico Baleares di 32 besar Copa del Rey akan menjadi pengingat bagi semua tim besar bahwa meremehkan lawan adalah kesalahan fatal. Atletico Madrid berhasil selamat berkat pengalaman dan kualitas individu di menit akhir, namun pujian setinggi langit layak diberikan kepada Atletico Baleares yang telah menunjukkan semangat olahraga yang luar biasa.

Dunia sepak bola Spanyol kini menanti siapa lawan Atletico selanjutnya di babak 16 besar. Satu hal yang pasti, Simeone dan anak asuhnya tidak akan lagi memandang remeh tim mana pun setelah nyaris tersingkir di Estadio Balear.